Adanya kemungkinan diskusi pemotongan suku bunga Fed, USD/JPY dapat terus melemah.

Lebih banyak pejabat Fed bergabung dengan "tim dovish" karena risiko global meningkat

Laporan ketenagakerjaan AS mendukung pandangan bahwa ekonomi AS rebound dari pelemahan sebelumnya tetapi tidak cukup untuk menghidupkan kembali inflasi. Sementara itu, sentimen risk-off di seluruh dunia mendorong yen lebih tinggi.

Data Payroll yang secara mengejutkan menguat sebesar 263.000 pada bulan April dan data Tingkat Pengangguran yang mencapai level terendah sejak 1969 menenangkan beberapa kekhawatiran terjadinya resesi. Sementara itu, tidak meningkatnya data rata-rata upah membuat spekulasi tetap ada di Wall Street bahwa Federal Reserve akan terpaksa untuk memotong suku bunga. Pelaku pasar masih mempertahankan pandangan bahwa Fed akan menurunkan suku bunga pada pertengahan 2020, dan Penasihat Ekonomi dari Gedung Putih, Larry Kudlow, mengatakan bahwa ia berpikir bank sentral pada akhirnya akan melakukan pemotongan. Untuk saat ini, Ketua Fed Jerome Powell kemungkinan akan merasa divalidasi karena telah menahan tekanan tersebut. Powell mengatakan para pejabat tidak akan mengabaikan inflasi yang berjalan terlalu rendah dan terlalu lama di bawah target mereka yang sebesar 2% tetapi berpendapat bahwa tekanan harga harus didukung oleh ekonomi yang sehat dan tingkat pengangguran yang rendah secara historis. Data yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan secara mengejutkan perekrutan yang kuat dan kenaikan upah yang lebih baik dari yang diprdiksikan, menunjukkan pasar tenaga kerja yang panas dapat semakin berlanjut.

Namun, ada dua pejabat Federal Reserve yang mengatakan bahwa ada kemungkinan penurunan suku bunga hanya beberapa hari setelah Ketua Jerome Powell mengatakan tidak ada alasan untuk bergerak ke arah mana pun. Presiden Bank Sentral Federal Reserve St. Louis James Bullard dan Presiden Fed Chicago Charles Evans, keduanya pemilih kebijakan tahun ini, menyatakan kehati-hatiannya pada Jumat lalu melihat harga yang lemah dan mengatakan bahwa bank sentral mungkin harus bertindak untuk mengangkat inflasi keluar dari tren yang rendah secara terus menerus.

Hal tersebut sangat kontras dengan pernyataan Powell bahwa penurunan inflasi yang terjadi sifatnya sementara di konferensi persnya pada hari Rabu setelah Fed mempertahankan suku bunganya, mendorong kembali melawan tekanan eksternal untuk pemotongan dari pelaku pasar dan Presiden Donald Trump. Inflasi diluar harga makanan dan energi melambat menjadi 1,6% dalam 12 bulan hingga Maret dibandingkan dengan 1,95% pada Desember.

Perbedaan pandangan di antara pejabat merupakan hal yang umum terjadi di bank sentral. Namun, sejak Powell menjadi ketua pada bulan Februari 2018, pandangan-pandangan tersebut biasanya tidak sampai menyebabkan perbedaan pendapat oleh para pemilih kebijakan. Selanjutnya, selama konferensi pers pasca-pertemuan, ia belum menyampaikan pandangannya mengenai berbagai pandangan tentang Fed, yang mungkin akan lebih jelas dalam notulen rapat yang dirilis dengan jeda tiga minggu.

Mungkin ada alasan yang jelas untuk bersatu di sekitar Powell saat ini. Fed belakangan menderita rentetan serangan dari pemerintahan Trump yang menuntut agar Powell menurunkan suku bunganya. Serangan berlanjut pada hari Jumat ketika Wakil Presiden Mike Pence mengatakan kepada CNBC bahwa inflasi yang rendah berarti "ini adalah waktu yang tepat, tidak hanya untuk tidak menaikkan suku bunga, tetapi harus mempertimbangkan untuk memotongnya."

Jika Dolar diperkirakan tumbang, bagaimana dengan Rupiah?

Presiden Trump mengancam akan mengenakan tarif lebih tinggi terhadap barang dari China, dan direncanakan aka nada pertemuan dengan delegasi dari China pada hari Rabu untuk menegosiasikan beberapa poin penting. Melihat hal ini, potensi Dolar Index melemah kembali sehingga akan menyebabkan Rupiah kemungkinan menguat setelah melemah pada hari Senin ini. 

Prediksi kami, IDR dalam minggu ini akan bergerak kembali ke area sebelumnya di Rp. 14.208-14.278 / USD

 Yen Akan Menguat Terhadap Kebijakan Fed & Sentimen Risk-Off

Sumber: Bloomberg

 

Pilihan Kami

USD/JPY: Pasangan ini mungkin turun menuju 110 di tengah kekhawatiran perang perdagangan baru.

USD/JPY

 

Hang Seng Index: Indeks ini terlihat akan turun ke 29000 minggu ini setelah indeks komposit Shanghai menembus support kunci level 3000.

Hang Seng Index

 

AUD/USD: Pasangan ini mungkin turun menuju 0,6915 karena investor global menjual saham melihat sentimen risk-off.

AUD/USD

 

XAU/USD: Pasangan ini mungkin naik menuju 1.288 minggu ini.

XAU/USD

 

New call-to-action

 

Tim Riset Fullerton Markets

Rekan Trading Anda Yang Setia