Untuk mendapatkan pemahaman bagaimana perkembangan Forex di Asia, penting bagi kita melihat melalui lensa sejarah dan memahami apa yang membuat kita menjadi yang pertama disini.
Lanskap Keuangan Global memang sungguh menantang dan terus menerus berubah dengan sangat pesat. 2007 adalah awal krisis keuangan global ketika kehilangan kepercayaan akan peminjam hipotek yang menyebabkan krisis likuiditas. Bank Menghadai krisis kedit dan pinjaman terhenti.
Setelah Bear Stearns (Bank Investasi kelima terbesar di Amerika saat itu) dijual kepada JP Morgan pada Maret 2008, sisanya jatuh dengan sangat cepat. Pada tanggal 14 September 2008, Bank America mengumumkan telah membeli Merrill Lynch dengan semua total saham yang disepakati senilai USD50 milyar. Pada tanggal 15 September 2008, Lehman Brothers mengajukan kebangkrutan.
Pada tanggal 16 September 2008, Federal Reserve mengumumkan akan menyediakan pinjaman darurat sejumlah USD85 milyar untuk menyelamatkan perusahaan asuransi raksasa AIG. Pasa tanggal 29 September 2009, Dow anjlok 777.68 poin –penurunan poin satu-hari terbesar dalam sejarah - ditutup 7 persen di posisi 10365.45.
Semua terjadi hanya dalam dua minggu.
Sebelum dunia belum cukup pulih dari krisis kedit. Krisis zonaeuro meletus.
Pada bulan Mei 2010, Yunani menerima bantuan 110 milyar euro kesepakatan bailout dari Bank Sentral Eropa,Komisi Eropa dan Dana Moneter Internasional. Irlandia menjadi menjadi korban berikutnya pada bulan November ditahun yang sama dengan kesepakatan bailout senilai 85 milyar euro. Tiga tahun berikutnya lihat Portugal, Spain dan Cyprus meminta bantuan
Dimana opotunitas bagi para trader ritel dan investor dengan latar belakang ketidakpastian tersebut?Jawabannya adalah Pasar Forex.
Pada bulan September 2016, Bank Pemulihan Internasional (BIS) melaporkan bahwa volume forex global hadir 5.1 triluin AS per hari. Laporan sebelumnya, yang dilakukan 3 tahun sebelum 2013 melaporkan bahwa total volume forex memuncak 5.3 triuliun AS per hari.
Awalnya saya bingung melihat laporan tersebut ada penurunan volume Forex tahun 2013 sampai dengan 2016. Digali lebih lanjut, saya menyadari ada yang lebih yang luput dari mata. Berikut faktor yang menentukan: 2013-2016, dolar AS sebenarnya menguat 16% lebih rekan-rekan. Sekarang, USD0.2 triliun "hilang" dari USD5.3 triliun menjadi USD5.1 triliun adalah "hanya" drop 3,7%. Jadi, jika Anda melihat data dalam konteks ini - volume mungkin tampaknya menurun, alasan sebenarnya adalah penguatan dolar AS.
Dibandingkan dengan tahun 2013, pangsa dolar AS meningkat menjadi 88 persen, lebih tinggi dengan satu persentase poin. Euro tetap di tempat kedua dengan 31 persen, tapi menurun dua persentasi poin. Ini ditandai penurunan lanjutan untuk mata uang tunggal Eropa setelah mencapai puncaknya di 39 persen pada tahun 2010.
Muncul pertanyaan terbesar - apakah semua data penting bagi Asia? Mari kita lihat 3 tema utama:
1) Pangsa Pasar Saham Asia
Menurut hasil survei, pusat finansial global terus mendominasi pasar dalam hal pangsa pasar saham - lima teratas tidak berubah yaitu Inggris, Amerika Serikat, Singapura, Hong Kong dan Jepang menyumbang 77 persen dari perdagangan valuta asing global. Angka ini lebih tinggi dari 75 persen pada April 2013 dan 71 persen pada April 2010. Berikut adalah perbedaan penting - 3 dari 5 tempat teratas dimiliki Asia.
Singapura tetap sebagai pusat devisa terbesar di wilayah Asia-Pasifik dan ketiga terbesar secara global setelah London dan New York. Volume perdagangan harian rata-rata pasar FX Singapura adalah USD517 miliar pada bulan April 2016, naik 35% dari USD383 miliar pada April 2013. Saham Singapura dari volume global FX telah tumbuh dari 5,7% pada 2013 7,9% pada tahun 2016.
Perdagangan valuta asing menjadi kelas produk terbesar yang diperdagangkan valuta asing di Singapura dan menyumbang 48% dari semua perdagangan, diikuti oleh spot FX (24%) dan FX forward (20%).
Ekspansi di pasar FX Singapura adalah terutama didorong oleh pertumbuhan di G-10 dan mata uang Asia. Mata uang yang paling banyak meningkat termasuk yuan (78 persen), yen (67 persen), sterling (60 persen) dan won Korea Selatan (55 persen).
Mata uang G-10 adalah mata uang yang paling banyak diperdagangkan di dunia. Mereka adalah dolar AS, euro, yen, sterling, Franc Swiss, dolar Australia, dolar Selandia Baru, dolar Kanada, krona Swedia dan krone Norwegia.
2) China dan Yuan
Survei BIS menyoroti kenaikan pasar mata uang Cina Yuan dicatat telah menjadi dua kali lipat sejak 2013 mencapai sekitar 4 persen dengan omset rata-rata USD202 miliar setiap hari pada bulan April 2016. Volume yang menempatkan Cina Yuan berada di tempat ke-8 di antara yang paling aktif diperdagangkan mata uang di dunia. Ini merupakan suatu peningkatan dibandingkan dengan 2013, ketika Cina Yuan hanya berada di tempat ke-9 setelah Kiwi Selandia Baru.
Pada bulan Oktober 2016, yuan secara resmi dimasukkan ke dalam keranjang Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mata uang cadangan, bergabung dengan dolar AS, euro, yen, dan pound Inggris.
Inklusi tersebut merupakan tonggak dalam internasionalisasi Yuan, ini adalah inklusi pertama sejak euro pada tahun 1999. Manfaatnya antara lain, inklusi berarti Cina perlu mengurangi cadangan devisa untuk tujuan kredit internasional.
Perdagangan yuan juga telah semakin meluas karena mata uang ttersebut telah diakui sebagai mata uang pembayaran. Yuan adalah mata uang kelima yang paling aktif yang digunakan untuk pembayaran global pada Juli 2016, menurut layanan global transaksi penyedia Swift.
Cadangan devisa China, terbesar di dunia, turun USD320 miliar pada 2016 sebagai otoritas untuk berusaha mendukung yuan terhadap melonjaknya dolar yang mendorong arus keluar modal. Yuan jatuh sekitar 6,5% terhadap dolar pada tahun 2016, penurunan tahunan terbesar sejak tahun 1994, dan perkiraan akan pelemahan masih tinggi dalam menghadapi menguatnya dolar.
Pada saat yang sama, ekonomi domestik terus-menerus lamban mendorong mencari investasi yang lebih menguntungkan di luar negeri. Sadar akan bahaya, Cina telah memperketat langkah-langkah untuk menghentikan arus keluar modal, khususnya dengan banyak membatasi investasi di luar negeri yang dianggap meragukan.
Ironisnya, hal ini mendapat banyak perhatian dibidang Forex, membawa sedikit kenaikan kepada sejumlah pedagang ritel di Cina yang membuka rekening dengan broker internasional.
3) Regulasi
Menjelang akhir 2016 banyak regulasi berubah (terutama di Eropa) menjadi berita utama. Regulator Siprus CySEC mengumumkan larangan pembayaran bonus oleh broker kepada nasbah ritel dan membatasi jumlah leverage yang ditawarkan oleh broker.
Langkah CySEC ini diikuti oleh proposal serupa oleh regulator UK FCA. Selain itu Israel dan Rusia mengumumkan bahwa broker Forex perlu mendapatkan lisensi sebelum secara resmi
diluncurkan kepada trader ritel. Perubahan ini akan memiliki dua efek besar pada industri Forex secara keseluruhan:
- Broker akan mulai menargetkan klien dalam yurisdiksi di mana peraturan ini tidak ketat. termasuk dibeberapa bagian Asia
- Akan ada lonjakan besar broker dalam mencari yurisdiksi yang lebih longgar untuk mendapatkan lisensi. Ini termasuk tempat-tempat seperti Vanuatu dan St Vincent
Tiga Trend Muncul di Asia
Seperti kita lihat dalam 10 tahun kedepan, akan ada 3 tren yang dominan di Asia:
1) Mata Uang Crypto
Penggunaaan mata uang crypto sudah booming bertahun tahun. Dengan adanya Bitcoin sejak 2008 been, pengetahuan dan pemahaman mengenai pembayaran digital mengalami lonjakan.
Hampir semua perdagangan bitcoin dilakukan di Cina. Bitcoin melonjak 120% pada tahun 2016, mengalahkan setiap mata uang lain di dunia. Awalnya kurang dari 10% pangsa pasar saham pada Januari 2012, yuan kini mencapai lebih dari 93% dari semua perdagangan bitcoin. Bitcoin juga memulai 2017 dengan kenaikan diatas USD1.000 untuk pertama kalinya sejak 2013.
2) Robo-Advisors
Salah satu yang menarik di dunia ritel selama bertahun-tahun adalah perdagangan sosial. Perdagangan sosial memungkinkan para trader untuk berdagang secara online dengan bantuan orang lain. Lebih mempersingkat kurva belajar karena pedagang bisa berinteraksi dengan orang lain, melihat orang lain ambil posisi, kemudian menduplikasi perdagangan mereka dan belajar dengan cepat seperti yang dilakukan pemain top dalam berdagang di tempat pertama.
Langkah awal dari perdagangan sosial berasal dari dunia robo-advisor. Banyak orang yang beralih ke robo-advisor karena biaya lebih rendah dengan tidak ada minimum investasi.
BI Intelligence, layanan riset premium Business Insider ini, memperkirakan bahwa robo advisor akan mengelola kira kira 10% dari seluruh aset global di bawah manajemen pada tahun 2020. Hal ini setara dengan sekitar USD8 triliun. Wilayah Asia-Pasifik diperkirakan menyumbang USD2.4 triliun dari total volume yang karena menunggangi perdagangan dan investasi di kawasan ini.
3) FX Blockchain
Menggunakan kriptografi untuk menjaga pertukaran tetap aman, blockchain menyediakan desentrali-sasi database atau "buku digital ", transaksi dimana semua orang dalam jaringan bisa melihat. Jaringan ini pada dasarnya adalah sebuah rantai komputer yang semua harus menyetujui pertukaran sebelum dapat diverifikasi dan dicatat.
Baru-baru ini, beberapa nama besar seperti Goldman Sachs dan Mastercard mempatenkan beberapa teknologi blockchain yang paling menjanjikan mereka sendiri. Ke depan, FX Blockchain akan menjadi andalan. Perusahaan seperti Cobalt DL, Lykke dan FXCH telah memulai perjalanan ini. Beberapa manfaat dari FX Blockchain diantaranya transparansi yang lebih besar, biaya lebih rendah dan eksekusi lebih cepat.
Sebagai juara legendari hoki es Wayne Gretzky mengatakan, "Saya tidak akan mencari dimana keping itu berada. Saya mungkin akan berada diantaranya. " Keping Forex "akan menjelajahi Asia Pasifik. Jadi bersiap-siap berada dalam semua aksi keramaian perdagangan!
Mario Singh
CEO
Buka akun hari ini dan mulai trading GRATIS hingga USD10,000!