Baru-baru ini, Dow Jones cenderung mengungguli indeks Nasdaq, bahkan berhasil mengalahkannya hingga 2,5 poin persentase pada hari Kamis, menciptakan selisih terbesar antara kedua indeks tersebut sejak Februari 2022.
Hasil kuartalan yang kuat dari Johnson & Johnson, di mana raksasa perawatan kesehatan tersebut mengungguli ekspektasi laba, telah membantu mendorong kinerja indeks blue-chip. Sahamnya bahkan melonjak 6%. Goldman Sachs dan Boeing juga naik lebih dari 2%. Ketiga saham tersebut berkontribusi minimal 30 poin untuk kenaikan Dow. Sementara itu, penurunan 9% saham Tesla memberikan tekanan pada indeks Nasdaq.
Meskipun Dow sedang menuju kemenangan kesembilan berturut-turut - yang merupakan rangkaian kemenangan terpanjang sejak September 2017 - namun kenaikan indeks ini hanya 6,4% di tahun 2023, dibandingkan dengan kenaikan indeks Nasdaq 100 sebesar 41%. Dengan demikian, perlu diingat bahwa downside (penurunan) pada saham-saham teknologi tidak boleh diabaikan.
Dari perusahaan-perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan hasil keuangan sejauh ini, 74% telah melampaui ekspektasi, menurut data. Keunggulan hasil keuangan korporat telah menciptakan optimisme untuk kelangsungan lembut ekonomi AS.
Namun, semua faktor positif ini, bersamaan dengan siklus ketat dari Federal Reserve (The Fed), mungkin bergerak menuju akhirnya. Optimisme investor ritel terhadap saham mencapai 51,4% dalam survei mingguan terbaru oleh American Association of Individual Investors, naik dari sentimen bullish sebesar 41,0% minggu sebelumnya, dan menjadi minggu ketujuh berturut-turut sentimen bullish berada di atas rata-rata historis jangka panjangnya sebesar 37,5%.
Optimisme dalam minggu terakhir ini adalah yang tertinggi sejak April 2021, yaitu 52,7%. Sebaliknya, pendapat bearish (pesimis) tentang penurunan harga saham dalam enam bulan mendatang turun menjadi 21,5%, yang terendah sejak Juni 2021, dari 25,9% minggu sebelumnya.
Namun, terlalu banyak investor ritel yang bullish (optimis) terhadap saham mungkin tidak selalu berakhir dengan hasil yang baik. Ketika terlalu banyak investor menjadi terlalu optimis dan berinvestasi dengan besar dalam saham, ini dapat menyebabkan pasar yang terlalu panas (overheated). Ini akan menghasilkan harga saham yang terlalu tinggi dan mungkin tidak didukung oleh fundamental yang mendasarinya.
Sentimen bullish yang berlebihan juga dapat menyebabkan pola pikir kawanan (herd mentality), di mana investor mengikuti arus tanpa melakukan riset mendalam. Ini bisa menyebabkan perilaku spekulatif, di mana investor membeli saham hanya berdasarkan keyakinan bahwa orang lain juga melakukannya tanpa mempertimbangkan nilai intrinsik investasi.
Jika banyak investor terlalu optimis dan telah memasukkan harapan positif, setiap penyimpangan dari harapan tersebut bisa memicu koreksi pasar. Perubahan sentimen mendadak atau kejutan negatif dalam data ekonomi bisa menyebabkan penurunan harga saham secara cepat.
Tesla: Antipasi Aktivitas Profit Taking Pelaku Pasar.
Laporan kuartal kedua Tesla mengungguli beberapa perkiraan, tetapi perusahaan bersikap waspada terhadap dampak penurunan harga terhadap margin.
Tesla berhasil mengalahkan harapan pada pendapatan dan laba kuartal kedua. Pembuat mobil listrik ini melaporkan pendapatan sebesar $24,93 miliar, mengungguli perkiraan konsensus sebesar $24,47 miliar.
Namun, laba operasional turun 3% dari periode tahun sebelumnya menjadi $2,40 miliar. Angka ini juga menurun dari $2,66 miliar pada kuartal pertama.
Saham Tesla juga berada di bawah tekanan setelah CEO Elon Musk dan pimpinan perusahaan memberikan tanggapan yang samar-samar terkait waktu pengiriman untuk Cybertruck.
Microsoft: Berlayar bersama tren positif kecerdasan buatan (AI).
Kepercayaan optimis Wall Street terhadap Microsoft terus berlanjut karena kemampuan kecerdasan buatan (AI) setelah perusahaan perangkat lunak ini mengungkapkan harga langganan untuk layanan berlangganan AI mereka.
Microsoft mengungkapkan biaya $30 untuk layanan bulanannya, Copilot, yang menambahkan kemampuan AI ke Microsoft 365. Perusahaan tersebut juga berbagi pembaruan signifikan untuk chatbot Bing AI mereka dan mengumumkan akan menawarkan model bahasa besar milik Meta Platform untuk pelanggan Azure.
Pengumuman ini menyebabkan beberapa penyesuaian target harga Wall Street karena perusahaan ini memantapkan dominasinya dalam revolusi teknologi terbaru yang menjadi sorotan komunitas investor. Microsoft telah berada di garis depan dengan investasi multibilliun dolar mereka di perusahaan pembuat ChatGPT, OpenAI.
Netflix: Pullback adalah sebuah kesempatan emas.
Netflix melaporkan laporan keuangan yang solid meskipun industri media secara keseluruhan mengurangi konten untuk layanan streaming mereka dan menghadapi mogok aktor dan penulis. Perusahaan ini berhasil menambahkan 5,9 juta pelanggan dalam kuartal ini sebagai tanda bahwa pengetatan berbagi password dan tingkat iklan berhasil menarik pelanggan baru.
Namun, harga saham mengalami penurunan setelah muncul kekhawatiran bahwa berbagi password berbayar belum banyak memberikan kontribusi pada pendapatan. Hasil keuangan ini menjadi tanda bagi para investor bahwa mereka sebaiknya memanfaatkan penurunan harga saham karena perusahaan terus mengembangkan basis pelanggan mereka.
Fullerton Markets Research Team
Your Committed Trading Partner