Fed mungkin akan terdengar dovish/pesimis pada minggu ini dengan data permintaan konsumsi yang lebih lemah, jual USD/JPY?
Komposisi pertumbuhan konsumsi pribadi mencerminkan kelemahan besar dalam kemampuan pembelanjaan
Investor perlu memperhatikan apakah Fed akan merubah kebijakan moneternya pada pertemuan mereka minggu ini. Yang berarti Fed harus sedikit lebih rileks setelah menaikkan suku bunga empat kali pada 2018.
Powell dan rekan-rekannya diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan 30 April hingga 1 Mei. Apa yang akan dicari pemerhati Fed adalah petunjuk pelonggaran dalam pernyataannya setelah pertemuan.
Bahkan jika suku bunga diputuskan tetap tidak berubah untuk periode waktu yang lama, maka akan ada risiko dimana inflasi yang lebih rendah akan mendorong mereka untuk berpikir tentang pelonggaran. Wakil Ketua Fed Richard Clarida menunjuk tahun 1995 dan 1998 sebagai dua contoh di mana bank sentral mengurangi suku bunga sebagai asuransi terhadap ekonomi yang melemah, meskipun saat itu tidak terlihat resesi yang mengintai. Beberapa pelaku pasar menganggap 1995 adalah contoh yang lebih baik untuk apa yang terjadi sekarang. Pembuat kebijakan saat ini bahkan lebih terpaku pada tingkat inflasi yang rendah dan tidak merahasiakan keinginan mereka untuk melihat pertumbuhan AS dan global yang lebih tinggi yang juga melambat seperempat abad yang lalu.
PDB kuartal pertama melampaui perkiraan pasar yang paling optimis, terutama mengingat bahwa kekhawatiran pertumbuhan yang mengguncang sentimen ekonomi di sekitar pergantian tahun, dengan pemeriksaan yang lebih dekat, memperlihatkan profil dasar yang jauh lebih lamban. Sebagian besar dari apa yang membuat PDB kuartal pertama tampak hebat akan membuat PDB kuartal kedua terlihat jauh lebih lemah, yaitu inventaris yang masih menggantung dan belum tertangani.
Ketegangan perdagangan tahun lalu sangat jelas dalam hasil PDB pada awal 2019. Sementara mengantisipasi peningkatan ketegangan perdagangan menjelang akhir 2018, banyak produsen mengisi rantai pasokan mereka dengan bergegas memasukkan barang ke AS yang akhirnya akan memperlebar kesenjangan perdagangan.
Sekarang pembicaraan perdagangan tampaknya bergerak ke arah yang lebih menguntungkan, produsen berbalik arah dan berusaha untuk menormalkan kondisi operasi mereka. Ini menghasilkan produksi yang tertekan. Namun, hal itu juga terwujud seperti yang terlihat pada jatuhnya impor pada kuartal pertama, menciptakan penampilan sementara dari kesenjangan perdagangan yang menyempit.
Pengeluaran konsumen melambat secara signifikan, jatuh ke 1,2% dari 2,5% pada kuartal sebelumnya. Laju pengeluaran kurang dari setengah rata-rata 2,6% pada 2018 sementara konsumsi untuk barang-barang menurun. Komposisi pertumbuhan konsumsi pribadi mencerminkan kelemahan yang cukup besar dalam pengeluaran untuk barang-barang diskresioner, terutama pada awal kuartal sebagai akibat dari penutupan pemerintah yang menyebabkan kekalahan pasar akhir tahun dan pengembalian pajak penghasilan yang lebih kecil dari yang diantisipasi. Rebound tajam dalam pengeluaran diskresioner, terutama pada otomotif pada akhir kuartal, menjadi pertanda baik untuk akselerasi konsumsi pada kuartal kedua.
Dolar diperkirakan melemah, Rupiah punya peluang
Mulai redanya perdebatan Pilpres dan hasilnya membuat kondisi ekonomi sudah sedikit membaik. Menurut kami waktu Rupiah menguat ada pada minggu ini dimana ada potensi beberapa data dan pertemuan FOMC yang dovish akan bisa membuat Dolar AS semakin melemah, yang akhirnya pasar melihat ada potensi penguatan dari Rupiah.
Prediksi kami, IDR dalam minggu ini akan bergerak flat namun sedikit menguat menuju area Rp. 14.150-14.170 / USD
Sumber: Bloomberg
Pilihan Kami
USD/JPY: Pasangan ini mungkin turun menuju 111,15 karena Fed mungkin terdengar lebih dovish minggu ini.
Hang Seng Index: Indeks mungkin turun ke 29720 minggu ini karena momentum saham Shanghai berubah lebih lemah.
AUD/USD: Pasangan ini dapat naik menuju 0,71 karena pasangan ini mendapat dukungan kuat di 0,71.
XAU/USD: Pasangan ini mungkin naik menuju 1.290 minggu ini.
Tim Riset Fullerton Markets
Rekan Trading Anda Yang Setia